hari ini, ramadhan ke 13, sembari mengisi tanggal merah, aku diberi wangsit dari langit (canda, hehe). mulai saja ya
Mungkin kita sudah terbiasa dengan berita awal tahun ini tentang woman march 2018 dan dengan kata-kata nya yang paling fenomenal "Aurat Gue Bukan Urusan Lu", "Baju Gue Lu Urusin, Birahi Lu dibiarin" dan masih banyak lagi. Tapi tahukah kita, Pertengahan Mei baru-baru ini, siapa sangka Royal Wedding yang ditonton seluruh dunia yang begitu kita puja-puja sarat akan pesan feminisme. Menurut Tribunnews.com, janji pernikahan antara Pangeran Harry dengan Meghan Markle berisi sumpah pernikahan yang harusnya Meghan Markle menyebutkan "mematuhi" Pangeran Harry sepanjang pernikahan yang ia jalani, dengan sengaja ia hilangkan, padahal itu merupakan tradisi kerjaaan yang haus diucapkan. setelah di usut, ternyata Meghan Markle adalah salah satu aktivis feminisme yang telah lama menyuarakan isu feminisme, ia turut berperan di daerah Dubai dan Mumbai.
Flashback kembali, pada bulan maret kemarin diadakan woman march 2018 tidak terlepas dari adanya 8 tuntutan yaitu menghapus kebijakan yang diskriminatif, pengesahan berbagai hukum dan kebijakan, menjamin dan menyediakan akses pemulihan bagi korban kekerasaan, menghentikan intervensi negara terhadap tubuh (seriously?), diamping itu mereka menggunakan tagar #LawanBersama untuk suarakan asipirasi kaum perempuan.
Sementara itu, pada
International Woman Day yang jatuh pada
tanggal 8 maret, tahun ini bertemakan “Waktunya
Sekarang : Aktivis pedesaan dan perkotaan mengubah kehidupan wanita”. Dengan
bentuk kampanye serta march (jalan
santai) mereka mengangkat isu pelecehan seksual, penyetaraan gaji hingga
representatif wanita di dunia politik. Kegiatan ini telah dilaksanakan di Kota
NewYork pada tanggal 8 maret 2018 kemarin (unwomen.org)
Feminisme berasal dari bahasa Prancis, dari kamus cambridge, feminisme berati suatu keyakinan wanita harus mempunyai hak yang sama, kekuasaan dan peluang sebagaimana laki-laki, dan diperlakukan dengan cara yang sama atau serangkaian kegiatan yang dimaksud untuk mencapai negara ini (Development of Feminism in english literature, 2016)
Awalnya feminisme
muncul sekitar tahun 1850, salah satu dari banyaknya kelompok yang memprakarsai
yaitu Maria Tubrinkova , dengan membawa isu perlawanan kondisi pekerjaan
yang isunya menyebar pada awal tahun
90an di daerah Inggris serta Amerika Selatan. Setelah mengalami beberapa fase, isu
feminisme mengalami beberapa pergeseran tujuan (un.org). Puncaknya pada tahun
2014 diadakannya kampanye HeForShe yang bertujuan agar laki-laki diajak
untukmengadvokasi hak-hak mereka, sehingga mereka dengan nyaman menyebut diri
mereka juga femins (Development of Feminism in English Literature,2016)
Salah Satu Lembaga International
bawahan dari PBB yaitu Woman March Global memiliki event berupa Free Saudi
Woman Coalition (speak for the silent) yang berisikan sharing/ cerita dari aktivis wanita arab, tentang bagaimana
mereka merasa sangat terkekang karena tidak diperbolehkan mengendarai mobil
tanpa didampingi penjaga, yang tujuan akhir dari sharing ini adalah bentuk
dukungan serta donasi bagi wanita arab atas perlakuan yang mereka
dapatkan(womanmarchglobal.com)
Tanpa sadar, Millenium
Global Development atau yang biasa kita ketahui disingkat sebagai MDG’s yang
merupakan tujuan deklarasi millenium PBB
sejak tahun 2000 target tercapai hingga 2015. Dari 8 tujuan yang ingin dicapai
salah satunya berisikan tentang kesetaraan
gender dan pemberdayaan perempuan (undp.org). Setelahnya, program ini
dilanjutkan dengan sebutan SDG’s (sustainable Development Goals) yang memiliki target pencapaian hingga tahun 2030
(undp.org)
Menurut Makalah
Pergerakan Feminisme di Indonesia, R.A
Kartini merupakan sosok yang memprakarsai adanya feminisme di Indonesia.
Bersebab pingitan yang ia jalani serta poligami , memutuskan ia membuka sekolah
bagi wanita di Pulau Jawa. Pada Tahun 2001, terungkap bahwa prioritas masalah
yang muncul seperti jumlah pengambil keputusan perempuan yang sedikit, korban
pelecehan, upah kerja lebih rendah, perempuan sebagai obyek seksual,
perlindungan hukum terhadap rumah tangga di sebabkan karena tiga hal yaitu
kondisi politik, kondisi sosio ekonomi serta ideologi & psikis.
Pada Kegiatan Feminist
Fest tahun 2017, rappler.com mengungkapkan tantangn feminisme bagi millenial
sebagai bahn kampanye yaitu:
a. Mengubah stigmatisme feminisme : bahwa tidak
semua feminisme itu suka marah-marah, anti menikah, karena ada juga feminsme
yang menikah
b b. Tidak monolitik (satu aliran) : bahwa
ada juga feminsime bentuk lain seperti feminis liberal yang mengutamakan individu,
juga ada feminis marxisme.
c. Bagian dari politik gaya hidup :
millenial menganggap feminis menentang budaya dalam masyarakat, padahal
feminisme hanya menyuarakan hak antara wanita dan laki-laki (rappler.com)
Sebaliknya, masih
dibenua Eropa, di Amerika, muncul Komunitas Gerakan Woman Against Feminis.
Salah satu aktivisnya menyebutkan “wanita dan laki-laki secara natural tidak
setara, setidaknya dalam hal dasar berupa fungsi tubuh : Reproduksi”(womanagainstfeminist.com)
Media terpopuler di dunia juga pernah mengangkat isu ini dengan pernyataan
“ setidaknya mereka terjebak pada terminilogi antara “Equal” kesetaraan dengan “sameness”
kesaamaan /persamaan karena secara fisik mereka berbeda (forbes.com)
Dalam islam, posisi
wanita dan laki-laki dipandang sama sebagai mahluk Allah, dalam hal ini
tujuannya untuk beribadah.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ
وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ
أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Dengan ini, telah
ditegaskan bahwa Allah memandang
laki-laki dan perempuan itu sama dalam hal ibadah, dan janganlah
sekali-kali meminta kesetaraan dalam segala aspek, karena telah disebutkan
dalam surat An Nisa ayat 32
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ
عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا ۖ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ
مِمَّا اكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ
بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada
sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang
laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita
(pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian
dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu
Penciptaan wanita dan
laki-laki yang sejak awal memang sudah berbeda , sehingga mereka memiliki peran
yang berbeda. Jauh sebelum munculnya Feminisme di dunia , kita sudah diberikan
pelajaran amat berharga sejak adanya Islam dimuka bumi ini. Simak cerita
berikut, Suatu ketika Asma’ mendatangi Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan
bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya adalah utusan bagi seluruh
wanita muslimah yang di belakangku, seluruhnya mengatakan sebagaimana yang aku
katakan dan seluruhnya berpendapat sesuai dengan pendapatku. Sesungguhnya Allah
mengutusmu bagi seluruh laki-laki dan wanita, kemudian kami beriman kepada anda
dan membai’at anda. Adapun kami para wanita terkurung dan terbatas gerak
langkah kami. Kami menjadi penyangga rumah tangga kaum laki-laki dan kami
adalah tempat menyalurkan syahwatnya. Kamilah yang mengandung anak-anak mereka.
Akan tetapi kaum laki-laki mendapat keutamaan melebihi kami dengan shalat
Jum’at, mengantarkan jenazah, dan berjihad. Apabila mereka keluar untuk
berjihad, kamilah yang menjaga harta mereka dan mendidik anak-anak mereka. Maka
apakah kami juga mendapat pahala sebagaimana yang mereka dapat dengan amalan
mereka?”
Mendengar
pertanyaan tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menoleh kepada
para sahabat dan bersabda, “Pernahkah kalian mendengar pertanyaan seorang wanita tentang agama
yang lebih baik dari apa yang dia tanyakan?” Para sahabat menjawab, “Benar,
kami belum pernah mendengarnya ya, Rasulullah!” Kemudian Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Kembalilah wahai
Asma’ dan beritahukan kepada para wanita yang berada di
belakangmu, bahwa perlakuan baik salah seorang di antara mereka kepada
suaminya, upayanya untuk mendapat keridhaan suaminya, dan ketundukkannya untuk
senantiasa mentaati suami, itu semua dapat mengimbangi seluruh amal yang kamu
sebutkan yang dikerjakan oleh kaum laki-laki.” Maka kembalilah Asma’
sambil bertahlil dan bertakbir merasa gembira dengan apa yang disabdakan
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. (HR. Muslim) (muslimah.or.id)
Maka sesuai
kata rasululah di akhir hayatnya, tetaplah berpegang kepada Al-Quran serta sunnahku
niscaya kamu akan selamat. Hanya dengan islam solusi dari ketimpangan feminisme
yang ada saat ini. Saat kita tidak menjadikan islam solusi, disitulah awal mula
kehancuran pemikiran.
Terima Kasih
Wassalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh :D