Senin, 28 Mei 2018

Feminisme merebak, solusinya hanya islam

Assalamualaikum!
hari ini, ramadhan ke 13, sembari mengisi tanggal merah, aku diberi wangsit dari langit (canda, hehe). mulai saja ya


Mungkin kita sudah terbiasa dengan berita awal tahun ini tentang woman march 2018 dan dengan kata-kata nya yang paling fenomenal "Aurat Gue Bukan Urusan Lu", "Baju Gue Lu Urusin, Birahi Lu dibiarin" dan masih banyak lagi. Tapi tahukah kita, Pertengahan Mei baru-baru ini, siapa sangka Royal Wedding yang ditonton seluruh dunia yang begitu kita puja-puja sarat akan pesan feminisme. Menurut Tribunnews.com, janji pernikahan antara Pangeran Harry dengan Meghan Markle berisi sumpah pernikahan yang harusnya Meghan Markle menyebutkan "mematuhi" Pangeran Harry sepanjang pernikahan yang ia jalani, dengan sengaja ia hilangkan, padahal itu merupakan tradisi kerjaaan yang haus diucapkan. setelah di usut, ternyata Meghan Markle adalah salah satu aktivis feminisme yang telah lama menyuarakan isu feminisme, ia turut berperan di daerah Dubai dan Mumbai.

Flashback kembali, pada bulan maret kemarin diadakan woman march 2018 tidak terlepas dari adanya 8 tuntutan yaitu menghapus kebijakan yang diskriminatif, pengesahan berbagai hukum dan kebijakan, menjamin dan menyediakan akses pemulihan bagi korban kekerasaan, menghentikan intervensi negara terhadap tubuh (seriously?), diamping itu mereka menggunakan tagar #LawanBersama untuk suarakan asipirasi kaum perempuan.
Sementara itu, pada International Woman Day yang  jatuh pada tanggal 8 maret, tahun ini bertemakan  “Waktunya Sekarang : Aktivis pedesaan dan perkotaan mengubah kehidupan wanita”. Dengan bentuk kampanye serta march (jalan santai) mereka mengangkat isu pelecehan seksual, penyetaraan gaji hingga representatif wanita di dunia politik. Kegiatan ini telah dilaksanakan di Kota NewYork pada tanggal 8 maret 2018 kemarin (unwomen.org)

Feminisme  berasal dari bahasa Prancis, dari kamus cambridge, feminisme berati suatu keyakinan wanita harus mempunyai hak yang sama, kekuasaan dan peluang sebagaimana laki-laki, dan diperlakukan dengan cara yang sama atau serangkaian kegiatan yang dimaksud untuk mencapai negara ini (Development of Feminism in english literature, 2016)

Awalnya feminisme muncul sekitar tahun 1850, salah satu dari banyaknya kelompok yang memprakarsai yaitu Maria Tubrinkova , dengan membawa isu perlawanan kondisi pekerjaan yang  isunya menyebar pada awal tahun 90an di daerah Inggris serta Amerika Selatan. Setelah mengalami beberapa fase, isu feminisme mengalami beberapa pergeseran tujuan (un.org). Puncaknya pada tahun 2014 diadakannya kampanye HeForShe yang bertujuan agar laki-laki diajak untukmengadvokasi hak-hak mereka, sehingga mereka dengan nyaman menyebut diri mereka juga femins (Development of Feminism in English Literature,2016)
Salah Satu Lembaga International bawahan dari PBB yaitu Woman March Global memiliki event berupa Free Saudi Woman Coalition (speak for the silent) yang berisikan sharing/ cerita  dari aktivis wanita arab, tentang bagaimana mereka merasa sangat terkekang karena tidak diperbolehkan mengendarai mobil tanpa didampingi penjaga, yang tujuan akhir dari sharing ini adalah bentuk dukungan serta donasi bagi wanita arab atas perlakuan yang mereka dapatkan(womanmarchglobal.com)

Tanpa sadar, Millenium Global Development atau yang biasa kita ketahui disingkat sebagai MDG’s yang merupakan  tujuan deklarasi millenium PBB sejak tahun 2000 target tercapai hingga 2015. Dari 8 tujuan yang ingin dicapai salah satunya berisikan tentang kesetaraan  gender dan pemberdayaan perempuan (undp.org). Setelahnya, program ini dilanjutkan dengan sebutan SDG’s (sustainable Development Goals) yang  memiliki target pencapaian hingga tahun 2030 (undp.org)

Menurut Makalah Pergerakan Feminisme di Indonesia, R.A  Kartini merupakan sosok yang memprakarsai adanya feminisme di Indonesia. Bersebab pingitan yang ia jalani serta poligami , memutuskan ia membuka sekolah bagi wanita di Pulau Jawa. Pada Tahun 2001, terungkap bahwa prioritas masalah yang muncul seperti jumlah pengambil keputusan perempuan yang sedikit, korban pelecehan, upah kerja lebih rendah, perempuan sebagai obyek seksual, perlindungan hukum terhadap rumah tangga di sebabkan karena tiga hal yaitu kondisi politik, kondisi sosio ekonomi serta ideologi & psikis.
Pada Kegiatan Feminist Fest tahun 2017, rappler.com mengungkapkan tantangn feminisme bagi millenial sebagai bahn kampanye yaitu:
a. Mengubah stigmatisme feminisme : bahwa tidak semua feminisme itu suka marah-marah, anti menikah, karena ada juga feminsme yang menikah
b  b. Tidak monolitik (satu aliran) : bahwa ada juga feminsime bentuk lain seperti feminis liberal yang mengutamakan individu, juga ada feminis marxisme.
    c. Bagian dari politik gaya hidup : millenial menganggap feminis menentang budaya dalam masyarakat, padahal feminisme hanya menyuarakan hak antara wanita dan laki-laki (rappler.com)

Sebaliknya, masih dibenua Eropa, di Amerika, muncul Komunitas Gerakan Woman Against Feminis. Salah satu aktivisnya menyebutkan “wanita dan laki-laki secara natural tidak setara, setidaknya dalam hal dasar berupa fungsi tubuh : Reproduksi”(womanagainstfeminist.com) Media  terpopuler di dunia  juga pernah mengangkat isu ini dengan pernyataan “ setidaknya mereka terjebak pada terminilogi antara “Equal” kesetaraan dengan “sameness” kesaamaan /persamaan karena secara fisik mereka berbeda (forbes.com)


Dalam islam, posisi wanita dan laki-laki dipandang sama sebagai mahluk Allah, dalam hal ini tujuannya untuk beribadah.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ



Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Dengan ini, telah ditegaskan bahwa Allah memandang  laki-laki dan perempuan itu sama dalam hal ibadah, dan janganlah sekali-kali meminta kesetaraan dalam segala aspek, karena telah disebutkan dalam surat An Nisa ayat 32
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا ۖ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا



Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu
Penciptaan wanita dan laki-laki yang sejak awal memang sudah berbeda , sehingga mereka memiliki peran yang berbeda. Jauh sebelum munculnya Feminisme di dunia , kita sudah diberikan pelajaran amat berharga sejak adanya Islam dimuka bumi ini. Simak cerita berikut, Suatu ketika Asma’ mendatangi Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya adalah utusan bagi seluruh wanita muslimah yang di belakangku, seluruhnya mengatakan sebagaimana yang aku katakan dan seluruhnya berpendapat sesuai dengan pendapatku. Sesungguhnya Allah mengutusmu bagi seluruh laki-laki dan wanita, kemudian kami beriman kepada anda dan membai’at anda. Adapun kami para wanita terkurung dan terbatas gerak langkah kami. Kami menjadi penyangga rumah tangga kaum laki-laki dan kami adalah tempat menyalurkan syahwatnya. Kamilah yang mengandung anak-anak mereka. Akan tetapi kaum laki-laki mendapat keutamaan melebihi kami dengan shalat Jum’at, mengantarkan jenazah, dan berjihad. Apabila mereka keluar untuk berjihad, kamilah yang menjaga harta mereka dan mendidik anak-anak mereka. Maka apakah kami juga mendapat pahala sebagaimana yang mereka dapat dengan amalan mereka?”

Mendengar pertanyaan tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menoleh kepada para sahabat dan bersabda, “Pernahkah kalian mendengar pertanyaan seorang wanita tentang agama yang lebih baik dari apa yang dia tanyakan?” Para sahabat menjawab, “Benar, kami belum pernah mendengarnya ya, Rasulullah!” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Kembalilah wahai Asma’ dan beritahukan kepada para wanita yang berada di belakangmu, bahwa perlakuan baik salah seorang di antara mereka kepada suaminya, upayanya untuk mendapat keridhaan suaminya, dan ketundukkannya untuk senantiasa mentaati suami, itu semua dapat mengimbangi seluruh amal yang kamu sebutkan yang dikerjakan oleh kaum laki-laki.” Maka kembalilah Asma’ sambil bertahlil dan bertakbir merasa gembira dengan apa yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Muslim) (muslimah.or.id)

Maka sesuai kata rasululah di akhir hayatnya, tetaplah berpegang kepada Al-Quran serta sunnahku niscaya kamu akan selamat. Hanya dengan islam solusi dari ketimpangan feminisme yang ada saat ini. Saat kita tidak menjadikan islam solusi, disitulah awal mula kehancuran pemikiran.
Terima Kasih Wassalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh :D